Senin, 24 Desember 2012

Religius dan Islami

Kebanggan Banua; Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin

KALIMANTAN Selatan, dikenal sebagai daerah yang senantiasa kondusif dan damai. Masyarakatnya begitu ramah, meski dengan orang yang belum dikenal sekalipun. Dan satu yang juga menjadi karakter Kalimantan Selatan, adalah sebagai provinsi nan begitu religius atau agamis.

(alm) KH Anang Djazouly Seman (Martapura)

Begitu banyak tokoh besar terutama ulama yang berasal dari Kalimantan Selatan. Diantaranya yang begitu masyur adalah (alm) Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (Datu Kalampayan), (alm) KH Ideham Chalid, (alm) KH Syarwani Abdan (Guru Bangil), (alm) Syekh Abdurrahman Shiddiq Al-Banjari (Guru Sapat Indra Giri), (alm) KH Anang Djazouly Seman, dan tentu saja, (alm) KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (Guru Izai/ Guru Sekumpul, Martapura).

Hingga saat ini, nuansa religius Kalimantan Selatan tentulah masih sangat terasa. Banyak masjid-masjid, banyak majelis-majelis ilmu. Bahkan, setiap Kabupaten/Kota di Kalsel, memiliki masjid-masjid besar kebanggaan daerah masing-masing.

Contohnya saja, Kota Banjarmasin memiliki Masjid Raya Sabilal Muhtadin yang juga icon khas Kalimantan Selatan. Kemudian, Kabupaten Banjar memiliki Masjid Al-Karomah. Kemudian lagi, Kabupaten Tapin dengan Masjid At-Taqwa, dan lain-lainnya.

KH Ahmad Zuhdiannoor (Guru Zuhdi, Banjarmasin)

Guru-guru atau ulama-ulama besar yang memiliki ribuan bahkan puluhan ribu jamaah di setiap pengajiannya pun tersebar di hampir seluruh Kabupaten/Kota di Kalsel.


Di Banjarmasin, diantaranya ada KH Ahmad Zuhdiannoor (Guru Zuhdi) dan KH Ahmad Bakeri (Guru Bakeri) yang menggelar pengajian di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin dan sejumlah masjid/ tempat lainnya di Banjarmasin.

Dua Putra Sekumpul; Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali

Di Martapura, ada KH Syukeri Unus, Habib Zein al-aydrus (Kampung Melayu), KH Masdar, dan banyak lagi. Di Sekumpul sendiri, sekarang juga kembali ramai. Mushala Ar-Raudhah Guru Sekumpul, kini diisi dengan pembacaan dalail dan syair-syair maulid oleh dua penerus beliau, Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali.  

KH Anang Ramli (Bati-Bati/ Tanah Laut)
KH Asmuni (Guru Danau/ Danau Panggang/ Amuntai)

Di Tanah Laut (Pelaihari) ada KH Anang Ramli. Di Tapin ada KH Ahmad Barmawi atau Guru Kulur.  

Di Hulu Sungai Tengah Barabai ada KH Ahmad Bakhiet atau Guru Bakhiet dan KH Bahran Jamil. 

Bahkan di daerah pedalaman yang jauh dari kota, juga ada seorang guru atau ulama besar yang memiliki ribuah bahkan puluhan ribu jamaah. Yaitu KH Asmuni atau Guru Danau yang membuka majelis di kawasan Danau Panggang (Hulu Sungai Utara/ Amuntai). 

Ulama asal Kalsel yang sekarang ini menjadi pendakwah nasional pun ada. Yaitu, Ustadz Muhammad Ariffin Ilham.

KH Bahran Jamil (Barabai/ Hulu Sungai Tengah)

Dan yang tak kalah menarik, jamaah-jamaah pengajian itu, bukan hanya dari masyarakat biasa. Para pejabat pemerintahan dan tokoh-tokoh masyarakatnya pun senang mengaji agama. Termasuk Gubernur Kalsel, H Rudy Ariffin yang seringkali hadir di berbagai pengajian.

Yah, begitulah sekilas tentang Kalsel yang religius. 

Walaupun tak bisa dipungkiri, moderenisasi dan perkembangan zaman, sedikit banyak memberi dampak buruk pada kondisi ini. Seperti bertumbuhannya tempat-tempat hiburan semacam diskotek, serta para perempuan terutama remaja yang mulai senang berpakaian agak terbuka.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar